Kamis, 13 September 2012

enam angsa mencari cinta

oleh
- Intan Pertiwi -






aku tak pernah menyangka bahwa cinta akan begini jadinya.
serupa kawanan burung yang berpisah mencari mangsa dan bersua lagi pada waktu senja.

aku jatuh cinta, seperti bocah SD yang menemukan cinta monyet-nya.
kali ini aku merasakan itu lagi. sesuatu yang sudah terkubur kian lama dalam jiwa.

"aku mencintaimu, berulang kali dan terulang lagi - kini."


sudah lewat setahun persahabatan dengan lima ekor angsa putih (sebutan karibku) itu terjalin - kelompok bermain dan  belajar di kelas. saat ini kami sudah menduduki semester tiga. persahabatan kami begitu erat karena letak kursi kelas yang selalu menyodorkan ruang sempit, sehingga kami dipertemukan dalam satu jajar kursi acapkali perkuliahan berlangsung. itu di luar dugaan dan rencana kami, tapi mungkin adalah rencana Tuhan yang membiarkan kami duduk berdampingan lagi.

aku dan Nauril seorang wanita cantik yang kutemukan tergeletak (kayak barang, haha - maaf, bukan itu) ketika awal masuk perkuliahan dan mengajakku berbincang juga duduk berdekatan sebagai salam pengawal persahabatan. kami berdua adalah orang tercantik di kelompok ini. kelompok yang menurutku cerminan negara Indonesia. "bhinneka tunggal ika" (berbeda-beda tapi tetap satu jua).

Nauril adalah wanita modis - setelan wanita karir. ya, seorang wanita yang tampak dewasa sebelum waktunya. tapi itulah Nauril yang selalu berpakaian serba satu warna dari ujung kaki hingga kepala. this is her style. - dan kami memakluminya.

empat lainnya adalah lelaki so keren dengan unic style masing-masing.

Satyo, lelaki berperawakan ideal namun tidak terlalu tinggi - bukan pendek pula. (Sedang-lah). ia adalah lelaki pertama yang kuangkat sebagai abangku di kelompok ini. ia biasa mengenakan kemeja rapi lengkap dengan sepatu pantofel bak seorang Lurah, sehingga tak ayal aku menganggapnya seperti kakakku sendiri karena penampilannya yang tampak dewasa itu. namun, ia adalah lelaki tergalau di kelompok ini. kehidupannya seputar cinta, perjalanan, dan rasa sakit. itulah dia. abangku yang juga dicintai oleh sahabatku - Nauril.

kehidupan tak selamanya menjanjikan cinta sejati, begitulah yang dialami oleh sahabatku berikutnya. Yanuar, seorang lelaki berperawakan agak gemuk dengan tinggi badan standar mahasiswa Indonesia (SMI). Ia adalah lelaki kedua yang kutemukan tergopoh-gopoh mencari keadilan. ya, seorang lelaki yang amat mencintai musik dan cinta sejatinya. Yanu adalah seorang pemusik yang cukup handal, selalu berhasil dalam bidang musik yang digelutinya, namun selalu gagal dalam mencari tulang rusuknya. (heeem -,-) *miris

ada kalanya, sesekali kita tidak terlalu monoton atau terpaku dengan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar kita di kelas. ya, sesekali bolehlah kita berbelok ke hiburan yang lebih menarik daripada tugas kuliah. sama seperti Randu. lelaki yang begitu monoton karena hidupnya yang terlalu sesuai jalur. padahal dengan begitu ia takkan mendapatkan pengalaman yang menarik. Randu adalah lelaki yang paling rajin dalam hal belajar, apalagi untuk mengadili tugas-tugas kampus. ia layaknya jam wekker kami - alarmnya berbunyi untuk mengingatkan kami akan tugas-tugas kampus dan mengembalikan kami ke jalan yang benar - lurus.
lelaki religius yang pintar, namun gagal dalam hal cinta. entahlah, Tuhan mempertemukan kami dalam keadaan single - tak bertuan - tak berpenghuni. sehingga dalam otak dan hati kami hanya terpatri nama kelompok "enam ekor angsa gagal dicinta" *lebih miris dari kemirisan pertama yang kusebutkan di awal.

terakhir..

lelaki ini.

siapa dia?

lelaki yang pertama kali membuat degup hati Nauril dan aku menjadi berolahraga acapkali bertemu dan mendapat senyum hangat darinya. 

Adam. 

"perfect"  - menurutku tapi tidak diiyakan oleh Nauril.

heem.. lelaki bernampilan modis, style anak band namun rajin beribadah pada Tuhannya.
waaaah..amazing!

Adam adalah lelaki berikutnya yang berlabuh di kelompok miris ini. entah mengapa ia berani mempertaruhkan ketampanannya dengan bergabung ke kelompok ini. (hahaha)
ia lelaki yang sangat baik , namun wajahnya terlihat cuek dan jutek. kecuali jika kita sudah menyapanya, ia akan balik menyapa dan menjadi orang yang mengasyikkan. ia mencintai musik, sama seperti yang dicintai oleh Yanuar. kehidupannya seputar musik, cinta, dan rasa 'gengsi'.

aku tak pernah menyangka bahwa anggapan pertamaku tentang Adam yang begitu perfect itu ternyata ditangkis oleh rasa gengsinya yang tinggi - menurutku (lagi). 

kegengsian ini muncul bukan karena derajat, harta, kekayaan, atau apapun yang berujung pada pikiran jahat seseorang.
melainkan karena "cinta"

CINTA yang mengembalikanku pada ingatan tentangnya, tentang persahabatan erat kami, tentang rasa gengsi yang muncul karena saling menutup hati.

CINTA yang bermula ketika "janji sahabat" itu disenandungkan dalam liuk gerak kami sehari-hari.

CINTA yang berujung pada keacuhan dalam persahabatan karena telah ditemukan oleh pemiliknya.

Inilah,
sepenggal cinta yang aku suguhkan dalam bentuk persahabatan.
cinta yang takkan pernah mati, karena hanya kami yang mematikannya selain Tuhan.




- bersambung -






Tidak ada komentar:

Posting Komentar