Selasa, 04 September 2012

Journalism Class

"Dengan Anda memilih konsentrasi pada cabang Jurnalistik maka mau tak mau Anda harus RAJIN MEMBACA dan MENULIS" :)

"Sip. I'm ready Sir."

Hari pertamaku di kelas Jurnalistik yang ternyata berisikan para calon jurnalis itupun menjadi kelas terasyik yang pernah kumasuki - menurutku. Ya, jika di cabang lain akan kujumpai kejenuhan karena teman-teman yang serupa dengan mata kuliah biasanya, lain hal dengan penghuni kelas ini. 
Aku senang - sekali, beberapa kali, semoga selamanya.
Tidak menyesal mengambil konsentrasi pada cabang ini. Ya, karena aku mengambil Prodi Pendidikan, maka aku hanya memiliki dua opsi. Kelas BIPA (Bahasa Indonesia Pengajaran Asing).. atau... Jurnalistik.
And finally, aku memilihmu 'Wahai Dewa Jurnalistik' yeah...

Sebenarnya amat membingungkan. Apalagi kelas BIPA saat ini cukup menggiurkan semua orang karena suatu ketika dari kelas itu muncullah guru bahasa indonesia yang akan diminta mengajar ke luar negeri.
Memang sangat menggiurkan. Tapi apa daya. Aku terlanjur cinta 'menulis'. Sejak zaman-zamannya TK dan SD, aku menyiapkan satu buku khusus bersampul putih polos yang di dalamnya terdapat ukiran-ukiran tanganku. Imajinasi kanak-kanak yang sangat kaya dan padat, namun tidak kudapatkan seutuhnya saat ini karena telah terkontaminasi oleh gaya hidup 'Modernitas'. Aku rindu masa itu. Masa-masa aku giat menulis diary-ku setiap malam sebelum tidur. Menceritakan berbagai pengalamanku di hari tersebut. Mulai dari soal cinta, persahabatan, prestasi dan pendidikan, juga tentang keluarga yang tak jarang selalu menjadi bahan utama tulisanku. (karena aku masih anak-anak , hanya mengenal cinta 'monyet' jadi kutulis saja perihal keluarga besarku)

Kini, aku siap menjadi seorang Jurnalis.
Terlepas dari basic-ku sebagai seorang pengajar kelak, entah itu guru atau bahkan dosen (amin).

"Jadilah Guru sekaligus Penulis!" ucap Pak Dadang, dosen bahasa jurnalistik

 Go go go semangat !!! *ala Han Jie Eun*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar