Bahtera Gaib adalah salah satu nama kelas di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010 yang ada di UPI Bandung. Diberi nama Bahtera Ga1b, karena memiliki kepanjangan "Bahasa dan Sastera Gabungan 1 B". Satu B di sini karena saat itu kami masih menduduki tingkat satu dan semester satu. 
Ga1B di sini kerap kami sebut sebagai Gaib agar tidak kesulitan memanggilnya. Sehingga Bahtera Ga1B pun tenar dengan sebutan Bahtera Gaib. *agak alay*
Sedikit rancu karena kami menamainya ketika duduk di semester pertama. Sehingga dalam membuat akronim pun kurang sinkron dengan kepanjangannya. Tapi tak apa, seadanya, justru membuat kami Cetar Membahana Badai .
Saat ini kami sudah melambung berkat nama tersebut. Setidaknya beberapa langkah lebih dikenal warga UPI dari pada kelas lainnya yang tak bernama. Hehe :)
Setelah beberapa bulan memasuki kelas B tersebut, akhirnya seorang pentolan band metal di Bandung yang juga menjadi bagian dari kelas ini, Tedy, menghimpun beberapa anggota dari kelas ini untuk membentuk sebuah tim musikalisasi puisi. Awalnya yang diajak bergabung adalah rekan-rekan dekatnya saja, tapi setelah dirasa kurang lengkap, akhirnya ia mengajak yang lain untuk bergabung.
Tim Musikalisasi Puisi Bahtera Gaib terbentuk ketika diadakannya lomba musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damono dalam kegiatan Gebyar Bahasa & Sastra Indonesia (GBSI) Hima Satrasia FPBS UPI yang sengaja diadakan pada bulan Oktober 2010 guna memperingati bulan Bahasa. Terhitung ketika itu usia kuliah kami baru beberapa bulan dari Juni 2010.
Dari kegiatan mendadak tersebut akhirnya tim musikalisasi puisi yang digawangi oleh Tedy ini pun mulai merekrut personil. Awal terbentuk, personil di sini berjumlah 8 orang, terdiri dari : 
Tedy (gitar1)
saya-Intan (lead vocal)
Tanti (violin + vocal2)
Irma (vocal3) 
Indra (gitar2)
Trisna (gitar3)
Putro (Jimbe)
Fajar (alat musik sederhana-buatan)
Beberapa bulan setelah perform dalam lomba tersebut, terjadi seleksi alam lantaran kesibukan yang tak bisa diganggu gugat. Dua orang personil mengundurkan diri, yaitu Putro dan Fajar. Tersisa 6 orang.
Selama satu tahun kami ber-6 saling melengkapi, setidaknnya ada pemain gitar tetap yaitu Tedy, violin yang dipegang oleh Tanti, dan lead vocal adalah saya (Intan). Paling tidak, harus ada ketiga orang ini, sementara tiga yang lain mulai sibuk dengan aktivitas lainnya. 
Selama satu tahun, kami jarang tampil lengkap ber-6. Kadang kami hanya tampil ber-4, jika tidak ditambah Irma, mungkin ditambah Trisna atau mungkin juga Indra. Yang pasti personil tetap dalam tim ini adalah Saya, Tedy dan Tanti. Kami bertiga yang selalu ada untuk perform, baik itu undangan tampil di kampus atau pun di luar kampus.
Beranjak ke akhir tahun 2012 sampai 2013, kami lelah dengan ketidakpastian personil ini karena sejak tahun sebelumnya kami resmi mendapat dosen pembimbing, yakni Bapak Makmur Saadie. Beliau yang menangani keperluan rekaman kami, puisi-puisi yang akan dimusikalisasikan (kebanyakan adalah puisi karya Beliau), juga keperluan tampil di acara-acara.-semacam Manager.
Setelah menimbang berbagai hal, satu orang dari personil kami bernama Trisna mengundurkan diri karena satu dan lain masalah yang sulit dicari solusinya. 
Akhirnya, tim musikalisasi puisi Bahtera Gaib sampai saat ini tersisa 5 orang, sudah resmi rekaman dan membuat sebuah album dengan tema "Kisah Perjalanan".
Personil ini saya buat rinci, terdiri dari :
Intan Pertiwi (lead vocal)
Tanti Puspita (violin + vocal 2)
Irma Nurfa (vocal 3)
Tedy Heriyadi (gitar1)
Indra Sukma Falak (gitar2)
Beberapa puisi yang sudah kami musikalisasikan & melambungkan nama kami di antaranya :
1.   Akulah Si Telaga (Sapardi)
2.   Aku Ingin (Sapardi)
3.   Bahasaku (Sides)
4.   Kampung Halaman (Hikmat)
5.   Lagu Sederhana (Acep Zamzam)
6.   Burn (Agus R.Sarjono)
7.   Di Zawiyyah (Makmur Saadie)
8.   Berziarah Di Hadroh Fatimah Az-Zahra / BDHFA (Makmur Saadie)
9.   Kisah Perjalanan (Makmur Saadie)
10. Do'a (3) (Makmur Saadie)
11. Suatu Subuh Menuju Sebuah Masjid / SSMSM (Makmur Saadie)
12. Taman (Chairil Anwar)
Sementara, album pertama kami yang diberi tema Kisah Perjalanan, hanya berisi 6 buah puisi yaitu point 6 sampai 11 saja.
Setelah album kami tersebar di beberapa guru maupun dosen bahasa Indonesia yang ada di Jawa Barat, akhirnya pembimbing kami menawarkan kami untuk kembali melakukan rekaman dengan beberapa puisi yang telah beliau buat. Maka, ter-aransemen-lah beberapa puisi yang beliau suguhkan namun belum memasuki dapur rekaman. Di antaranya :
1. Kenduri Puisi Cinta (Makmur Saadie)
2. Sekuntum Puisi Untuk Sang Nabi (Makmur Saadie)
3. Wajah Indah Sang Nabi (Makmur Saadie)
4. Semesta-Mu (Makmur Saadie)
Sehingga jika ditotal, ada sebanyak 16 puisi yang sudah kami rilis namun sebagiannya belum kami luncurkan dalam bentuk album.
Saat ini, kami juga tengah menggarap beberapa puisi lagi untuk diaransemenkan.
Semakin banyak puisi dan aransemen yang kami buat, semakin banyak pula manfaat yang kami dapat dari hasil peluncurannya.
catatan :
Jika Anda berminat membeli album rekaman kami yang berbentuk CD, silahkan hubungi Facebook saya-tertera dalam blog ini. Atau, kami juga menyediakan mp3 gratis jika memang Anda menginginkannya. Silahkan temui kami di Jurdiksatrasia FPBS UPI Bandung. Kebanyakan puisi yang kami aransemen adalah aliran romantik dan religius. Selamat mengapresiasi (!)
Sedikit berbagi, berikut beberapa lirik puisi karya Dosen Pembimbing kami :
KISAH PERJALANAN 
Kisah pertama
semut bermalam di ranting bidara
bermimpi bidadari bermata jeli mutiara
terjaga di gelap malam memandang semesta
elok wajahnya ketika gelap menamparkan cahaya
Kisah kedua
pengembara berjalan menuju senja
lelah dan papa berebah di tanah terbuka
terpesona menatap langit berawan jingga
dan rindunya sampai juga di pintu Sorga
Ini kisahku mengembara di lembah batu
mengais jejak di bongkah waktu
menerka arah dan tanda tidak terduga
tapi sempat menulis sajak cinta
Lalu bermimpi senja yang suci
awan putih turun di kebun ceri
membungkus lembut melambung ke langit sunyi
berselancar aku di jalur pelangi
DI ZAWIYYAH
aku sebatang pohon
ketika hujan kudengar nadi
tik tak jam yang beriring
lewat ranting menuju daun
tak jelas yang terasa
kecuali hujan di dalam kebun
serpihan waktu yang berguguran
lalu kudiam
tak terasa apakah aku ada atau tiada
tetapi ada yang senantiasa
menatapku dari arah tak berhingga
DOA (3)
(debur ombak di laut)
Ya Allah
debur ombak di laut
ialah rinduku
Ya Allah
rinduku menjulang
pucuk-pucuk ombak
menjilat bulan
Ya Allah
rinduku bergemuruh di angkasa
Ya Allah
cinta-Mu menggulung semesta
menjadi seberkas cahaya
Ya Allah
bumi langitku lenyap
digilas cahaya-Mu
Ya Allah
aku tiada
tapi rinduku menjadi cahaya
KENDURI PUISI CINTA
Rindu melancip
di kenduri puisi
puisi cinta yang gaib
berdaulat di hati
Dibakar cinta
hati kita bernyanyi
membenamkan jiwa
di samudera Illahi
Jeritkan cintamu
luapkan rindumu
sampai bulir airmata
menderas diperas cinta
-sekian (!)

