Sabtu, 10 September 2016

Kondisi Kulit Bayi Keduaku

Senin 28 maret 2016 pukul 03.00 wib, di sebuah rumah bersalin milik seorang bidan desa yang kebetulan adalah tante dari suamiku ini ramai dikunjungi beberapa sanak saudara kami.

Yap! Saya berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki yang merupakan anak kedua kami. Di usia kakaknya yang belum genap 2 tahun, doi sudah dikaruniai adik bayi. Hah? Huhu. Begitulah kiranya Tuhan senang menitipkan amanah kepada saya dan suami. Uwow (positif thinking sajaaa).

Anak kedua saya ini merupakan bayi yang kami tunggu-tunggu karena alhamdulillah berjenis kelamin laki-laki. Sepasang dengan si sulung yang merupakan anak perempuan. So.. Sepertinya saya tidak akan hamil lagi dalam waktu dekat, karena sudah sepasang. Hihi. Cukup dululah. ^^

Baik, kembali ke cerita.
Dulu.. Ketika my first baby, Yahlamu Syahla Mikhaila terlahir ke dunia, doi tampak begitu bersih dan menggemaskan karena terlihat cabi. Sementara anak keduaku ini tampak begitu kebalikan dari yang pertama.

Betapa tidak?
Hanan, my baby boy, berkulit hitam kemerahan (meski dulu syahla juga begitu, tapi seiring beberapa bulan, kulitnya mulai memutih). Kata orang-orang sih, kalau ketika bayi berkulit hitam kemerahan, nanti besarnya akan berkulit putih. Dan begitulah yang terjadi pada syahla.

Kalau hanan? Nggak tuh. Huhu :'(

Jadi ketika hanan lahir, dia nggak bersih. Kulitnya seperti melepuh atau you know kalau telapak tangan kita kelamaan nyuci atau berendam dalam air? Terlihat kan keriput-keriput gitu? Mudah sobek ya.. Karena tampak putih keriput-keriting seperti mie rebus yang kelamaan didiamkan (bahasa gaulnya "beukah").

Begitulah yang terjadi pada kulit hanan saat lahir. Kepalanya biang keringat, merah dan ada bintik-bintik berisi cairan bening yang kecil-kecil.
Tubuh hanan pun terlihat kurus, tapi dia lebih panjang dari kakaknya. Beda cuma 1 senti sih. Hihi.

Pada akhirnya saya berprediksi..
Apakah ini semua karena selama kehamilan hanan, saya jarang mengonsumsi air kelapa muda dan susu kedelai?

Sewaktu hamil syahla, saya sangat rajin meminum kedua itu. Tapi saat hanan, tidak begitu sering. Bahkan sangat jarang ketemu dua minuman tersebut. Ckck.

Saya lebih sering minum kopi. Omaygaaat.. "Pantesan si hanan hideung jiga cai kopi." Hahaha.

Begitulah kira-kira.

Sampai seminggu hanan tak urungnya berganti kulit. Setiap habis mandi, kulitnya ikut luntur seperti sisik ular yang mulai pudar. Atau seperti daki keringat kita. Bedanya daki ini berwarna putih, warna kulit yang tergesek sobek.

Saya begitu kasihan melihat kondisi hanan. Apalagi ditambah biang keringat yang mulai merajah ke sekujur tubuhnya. Benar-benar aneh! Kenapa dengan anak keduaku ini? Kok bedaaa... ~~~~

Selama kurang lebih tiga hari kami tinggal di rumah saudara kami yang merupakan bidan itu. Kebetulan letaknya yang di desa, sangat memudahkan kami untuk bertemu hal-hal tahayul di luar logika.

Kenapa?

Yaa... Beberapa saudara menduga, bayi kami dirasuki roh nenek keluarga di sana. Makanya bayinya nangis terus. Kemerahan badannya dan ganti kulit.
(OMG.. Bayiku cuma kurang minum asi, jadi dia nangis terus dan badannya mulai panas).
Gimana nggak kurang asi? Wong pas lahir nggak dibiarkan nyusu lama denganku.. :'(

Malah disuruhnya minum susu formula (katanya dulu juga mereka gitu, pas pertama bayi lahir biar nggak dehidrasi ditambah susu formula).

Laah.. Saya pernah ngelahirin syahla atulah.. Ada pengalaman setidaknya, minimal pun itu.

Saya yang stres menghadapi pro-kontra pendapat orang-orang di sana, juga mengakibatkan nggak lancarnya asi yang keluar. Yapyap, menjadi busui itu harus relaks.. supaya asinya deras, nggak tersumbat karena stres pikiran :(

Apalagi saya dan suami sampai lupa kalau harus mengompres PD dengan washlap yang sudah direndam air hangat (supaya asi mengalir keluar). Kenapa sampai lupa dengan proses itu ya? Apalagi di sana tidak ada yang mengingatkan, bidan pun tidak.. :'(

Padahal Asi juga akan keluar kalau sering disusui ke bayi loh. Kalau bayinya minum sufor, jarang nyusu, nggak ada yang merangsang si asi untuk keluar dong.  Huhu *so sad jadinya melihat kenyataan seperti ini*

Untungnya ada sepupu suami yang juga berprofesi sebagai bidan. Kali ini sarannya sesuai dengan apa yang dilakukan bidanku dulu sewaktu melahirkan syahla. Masuk akal dan lebih kekinian (nggak tahayul atau pamali-pamalian lagi, yang bikin kepala jadi stres) hehe.

Begitulah peliknya melahirkan di sana. Tapi sebenarnya ada senangnya juga sih. Berkat melahirkan di sana, persalinan saya total tanpa jahitan, alias normal dan lancar. Beda dengan sewaktu melahirkn syahla yang penuh perjuangan menahan sakit jahitan. Syukurlah masih ada sisi baiknya ya. Terima kasih keluargaku... :')

Akhirnya sepulang kami ke rumah mertua yang letaknya di kota, saya dan suami tak urung mencari di gugel tentang keanehan kulit hanan ini.

Ternyata banyak juga bayi yang mengalami hal serupa. Ada beberapa pendapat yang mengemukakan bahwa bayi dengan kondisi demikian sepatutnya tidak mandi dengan sabun, barangkali sensitif timbul dari sabunnya. Kemudian ada juga yang berpendapat, karena cuaca yang ekstrim. Ada juga yang menyarankan dioles pakai minyak lentik yang terbuat dari kelapa, baiknya buat sendiri. Pada pengobatan tradisional ini, gunakan minyak lentik sehabis mandi, dibalur dan oles-oles, sedikit gosok-gosok untuk mempermudah melepas kulit-kulit yang berganti.

Berhasil tidak?

Berhasil sih, ganti kulitnya mulai agak hilang. Tapi.... Malah jadi bintik-bintik merah. Ya ampun.. *tepok jidat lagi*

Pasti karena kulit hanan sensitif. Saya baca lagi di gugel, jangan pakai baby oil untuk kulit semacam ini. Saya nggak pake kok~ berarti ini murni karena minyak lentik yang nambah deretan bintik-bintik merah hanan.

Akhirnya seminggu pun berlalu bertepatan dengan aqikah Hanan Khoury Malouf dan sunnah mencukur rambut setelah 7 hari bayi terlahir plus tali pusarnya lepas sempurna.

Di waktu bersamaan dengan saya yang terserang penyakit belspalsy ->> baca selengkapnya di PASCA MELAHIRKAN
Saya juga disibukkan dengan urusan penyembuhan kulit hanan.

Akhirnya si suami kembali searching ke mbah gugel. Didapati beberapa nama salep untuk penyakit kulit serupa hanan.

Kalau syahla termasuk bayi Mefurosan yang merupakan salep rekomendasi dari kakak ipar saya di Cicalengka Bandung , lain dengan hanan yang menemukan salep kulit baru! Yap, Salep Betason-N. Akhirnya dibelilah salep tersebut.

Selama beberapa hari menggunakan salep itu, alhamdulillah.. Kulit hanan bersih dari ganti kulit maupun bintik-bintik merah berisi cairan bening. Yeay! Alhamdulillah.... 😘😘😘😘

Sebetulnya kalau ganti kulit sih memang wajar terjadi pada bayi yang baru lahir. Lama kelamaan juga akan hilang dengan sendirinya. Hanya bagaimana kita sebagai orangtua mesti tekun dan sabar dalam menyikapi serta berhati-hati pada tiap proses pelepasan kulit lama menjadi kulit mulus yang baru itu.

Anw, thanks yaa mbah gugel! Kamu sangat membantu. Hihi.
Tapi saya tidak menyarankan anda semua yang mengalami hal serupa dengan anak saya untuk mengikuti langkah-langkah kami di atas ya!

Baiknya kalau tidak mau ambil resiko yang sangat rentan, periksakan saja dulu ke dokter.
Kalau saya dan suami sih mengikuti aliran tradisional dulu, setelahnya searching ke gugel. Kalau tidak didapati kesembuhan yang total, barulah jalan terakhirnya adalah DOKTER.

Kebetulan juga selama ini penyakit-penyakit yang hinggapnya merupakan penyakit ringan (tapi cukup membandel sih) hehe. Kalau sudah masuk penyakit kronis, saya nggak berani ambil bagian ini lagi. Buru-buru kita bawa ke tangan ahli saja. Betul? :D

Baiklah, sekian sharing pengalamannya ya! Semoga kulit kita tetap sehat meski cuaca Indonesia makin semrawut.  :'(

Salam hangat!
mother of two

Jumat, 09 September 2016

Syahla Mimisan? Gejala DBD kah?

Serius? (´・_・`)
Sekadar sharing pengalaman ya!
Selama seminggu kemarin syahla sakit loh! (╯︵╰,)
Tiga hari pertama doi terserang batuk pilek (efek kalau diajak ke sekolah dikasih permen + coklat mulu sama siswa, alhasil tumbang juga). 
Hari berikutnya selepas tidur siang, badannya mendadak demam & biang keringat makin menjadijadi merahnya. Tibatiba doi jadi pemurung, pendiem & nggak selebay biasanya. 
Ternyata pas saya cek, dinding dalam mulut ada benjolan kecil semacam sariawan.
Pantesan doi sering masukin tangan ke dalam mulut (kayak nahan sakit gitu), terus juga sering bau mulut. Karena kering mungkin ya, jadi suka kukasih minum biar nggak dehidrasi.
Kulit badannya terserang biang keringat yang membandel; nggak sembuh-sembuh, sampai bintik merahnya makin banyak!
Karawang oh Karawang panasnyaa...
Malam hari kalau batuknya nyesek banget, kadang-kadang bisa sampai muntah. Di sini syahla keliatan droooop banget! Kantong matanya hitam karena batuk ngeganggu tidurnya.
Obat andalan syahla selama batuk adalah baby's cough syrup. Terus kalau demam, minum sanmol pake takaran anak-anak.
Tapi saya terlanjur panik, karena panasnya syahla nggak turun-turun sampai sore. Padahal baru aja minum sanmol.
Malamnya saya berniat bawa doi ke dokter. Kami udah siap-siap untuk berangkat.
Tapi, pas kami udah tinggal caww....
*jreng-jreng*
Saya cek badannya lagi, suhu tubuh doi udah stabil, nggak panas.
Pas ditanya, "syahla sakit?" doi jawab ~enggak. 
Syahla udah mulai jalan ke sana ke mari, agak mendingan dari sebelumnya. Saya pun mengurungkan niat ke dokter. Toh syahla udah mulai ceria lagi.
Esoknya demam doi udah reda. Batuk pilek pun mulai jarang. Akhirnya saya menyangka kalau doi sudah benar-benar pulih. 
Sampai suatu siang, saya pulang dari sekolah. Kakeknya bilang kalau syahla keluar mimisan. Di situlah saya benar-benar nyesel sempat baca artikel tentang gejala DBD pada anak, yang sebagian besar opsinya ada di diri syahla saat itu.
Apalagi opsi terakhir. Keluar mimisan! Sontak, langsung beneran pergi ke dokter hari itu juga.
Tapi... Begitulah ternyata tabiatnya syahla.... (-_-)
Sesampainya di dokter, doi keliatan segar banget! Jalan bolak balik, nggak mau diem, lari-larian, narik-narik kerudung saya, narik-narik baju sambil cengengesan, terus loncat-loncat nggak karuan.
Sesekali doi nyamperin ibu-ibu yang lagi gendong bayi, terus doi nyamperin saya lagi dan bilang kalau bayinya nangis. Saya balas, "iya.. bayinya lagi sakit. Syahla kemarin juga sakit ya kayak dede bayi itu?"
Doi melengos dan lanjut jalan lagi nyamperin anak kecil laki-laki yang sepertinya mau periksa juga bareng ibunya. Doi bilang ke saya, "mau ke aa, mau ke aa.." sambil senyum dan nunjuk anak laki-laki itu.
Ckck. What happen with u, Syahla?
Oemji.. Beneran ibu-ibu di depan kursi kami yang keheranan dari tadi langsung nanya,
"anaknya sakit apa teh?" nnngggg.. 
pas saya tanya ke doi,
"syahla udah sembuh ya?"
Doi langsung jawab ~iya...  (-_-")

Saya langsung bilang ke ibu itu, 
"kemarin batuk pilek dan demam, tadi siang mimisan. Terus keluar bintik-bintik kayak biang keringat di bagian tertentu."

Ibu-ibu itu langsung nyambar, 
"oh, itu sih panas dalam mungkin teh," ujarnya sambil tertawa kecil dan langsung saya balas dengan senyum bingung. 

Panas dalam? Sepertinya betul juga sih, lagipula sekarang udah keliatan membaik dan pecicilannya syahla udah keluar..!
Nggak mungkin cancel kan, karena udah terlanjur daftar dan tinggal nunggu dipanggil dokter. Ya udah sih, periksain aja daripada penasaran sama penyakitnya kemarin-kemarin.. 
(skip skip skip) 
Sepulang dari dokter, langsung diwawancarai penduduk satu rumah  sampai bapaknya dari jakarta nelponin terus tapi nggak keangkat-angkat karena saya sibuk ngobrol and cerita 
Hmmm... Gitu deeeh, Syahla cuma nyaris terserang "tampak", tapi belum keluar semuanya. Dokter cuma bilang gitu.
Kalau mimisannya, dok? ~Cuma dikasih vitamin juga beres.
Kalau bintik2nya? Nih, sampai keliatan kayak ada cairan di dalam bintiknya. Dokter bilang ~airnya nggak cocok.
Pake air apa? (Air pam!) Oh iya, jelek itu, ngerusak kulit! *Singkat dan selesai periksanya*  Ckck.
Nggak seru ah penyakitnya.. 
Yaah.. Selesai juga deh ceritanya  Alhamdulillah sih tapinya ^,^
Btw, ciri suhu tubuh syahla sudah normal dan sehat kembali adalah doi mulai bertingkah lebay, tapi i think doi cerdas deh. Suka nggak bisa diem. Meski kadang menyebalkan, tapi ngangenin banget deh ini bocah.. 
Selama syahla sakit, sekelebat ingatan tentang amarah saya, kesalnya saya pas dia suka bikin onar atau sekadar numpah-numpahin apapun itu, mendadak lenyap seutuhnya. Berubah jadi penyesalan tak terkira,
"kenapa kemarin-kemarin saya sempat marah ke dia pas dia nyobek-nyobek buku, numpahin air dari gelas, ngejailin adiknya sampai pernah tidur di perut adiknya yang masih bayi sambil cengengesan, dan lain lain yang bikin naik pitam. Padahal ini kan usia emasnya, lagi aktif-aktifnya bertingkah. Kenapa coba mesti marah?" Ckck.
~Duuh memang penyesalan selalu datang belakangan.
Akhirnya rasa kangen terhadap tingkah konyol syahla itu benar-benar nggak terbendung saat melihat si anak tertidur lunglai di atas kasur, nggak seceria biasanya, pasif! dan kantung mata yang menimbun kelelahan menahan rasa sakit.
Pada hakikatnya semua ini jadi alasan kenapa kita (as a mom) mesti sabar dan ikhlas.... Memang lagi masanya anak seaktif ini. Please intan, think deeply before doing something!
Memang kadang lebih sering reaksioner menghadapi tingkah anak. Harusnya nggak gitu! Pelan-pelan, anak pasti ngerti dan nurut... :')
Oke, mulai sekarang dicoba lagi ya lebih sabar dan ikhlas.. :')
Siiiip!
Ini bukan kali pertama syahla sakit loh. Udah sering doi sakit-sakitan, tapi ringan, nggak separah sekarang sampai keluar mimisan segala ಠ_ಠ
Memang sebetulnya dari dulu syahla itu bayi anti dokter bangeeet... Karena tiap mau ke dokter pasti saya dan suami selalu nunda,
"kita liat besok, kalau masih sakit, baru ke dokter!"
tahu-tahu besoknya udah sembuh pakai obat-obatan tradisional. Gitu weh teruss..  Dan.. Terbukti kan di penyakitnya yang sekarang ini!  Syukurlah.. 
Syukurlah.. Syahla bayi hemat biaya!  karena saat ini babehnya di Jakarta dan emaknya panik setelah baca artikel DBD, akhirnya ke dokter juga kita Laaa...
Tapi saya jadi tahu setelah konsul ke dokter tentang bintik-bintik merah yang menyerang doi, hanan, bahkan saya juga. 
Yap! karena faktor air dan cuaca,  bukan faktor makanan kan.. Dulu tinggal di sumedang juga makannya sama kok kayak di sini, tapi nggak bintik-bintik, karena cuacanya dingin, pake air gunung mandinya, bersih dan alami. Nggak ada kaitannya dengan makanan.  Duuh jadi kangen tanjungsari-sumedang 
Sudahlah ~ Sekian sharing pengalaman mahmud hari ini.
Bye!
Semoga kita semua selalu sehat yaaaa!
Aamiin.. 
Semoga aja setelah memposting ini, nggak ada tanda-tanda kemunculan penyakit baru lagi di tubuh kami!
SEMBUH SEMBUH SEHAT SEHAT!
Aamiin.. 
~~~~~~  Baca cerita lengkapnya di instagram saya juga yaaa [@intanpertiwi92] bonus foto syahla juga loooh.. :D 

Selasa, 19 Juli 2016

Fulltime Mommy (housewife)

Dengarkan,
seseorang mengetuk pintu dari jeruji hati yang digembok rapi.
Siapa ia?
Dua pasang kaki mungil yang berkeliaran di selasar kepala.
Sesekali merayap ke mata dan bergelayut menyedot mendung tak terkira.

Sudahkah kau memeluk ia?
Nyaris seutuhnya, namun terlepas sebagian.
Sisasisa waktu kuperbaiki dengan seksama
berharap kaki-kaki mungil kembali melebarkan sudut di bibirnya.

Tak ada yang siasia.
Hanya menunggu saat yang tepat untuk melepas sepersatu catatan penting di kepala.
Termasuk sebagian cita yang tertunda untuk sementara.

[Bersabarlah. Akan ada waktunya.]

Juli, 2016.

Selasa, 12 April 2016

Bel's Palsy pasca Melahirkan

Bersyukur sekali, tertanggal 28 maret 2016 pukul 3 pagi saya berhasil melahirkan seorang bayi lakilaki di Karawang dengan berat 3kg dan panjang 51cm. Alhamdulillah, saya merasakan kenikmatan yang luar biasa pasca melahirkan kali ini. Saya berhasil melahirkan normal tanpa jahitan.

Terdengar biasa mungkin bagi beberapa orang, but i'm so happy cos of it. Betapa tidak? Dengan melahirkan secara normal tanpa jahitan, cukup sehari-dua hari, tubuh kita bisa kembali bersinergi dengan lingkungan. I mean, kembali beraktifitas layaknya orang-orang yang tak habis melahirkan. 😊😊😊

Hari pertama pasca melahirkan, yang terbesit dalam kepala saya adalah kondisi syahla, my first kiddo. Saya khawatir dia belum menerima kehadiran makhluk mungil baru di dalam rumah. And then, terbukti, doi begitu rewel mengetahui induknya menggendong dan menyusui manusia lain di luar dirinya.

Oke, beralih topik. Pasca melahirkan, saya terserang penyakit aneh semacam stroke ringan. Padahal tensi darah saya normal. Well, dokter akupuntur bilang, saya terserang bel's palsy. Penyakit radang saraf di hanya sebagian wajah yakni sebelah kiri. Perlahan saya kesulitan membuka mulut dan mengunyah, lidah bagian kiri terasa mati rasa layaknya kaki kesemutan.
Hari berikutnya mata sebelah kiri saya mulai redup dan fungsi kedipannya sangat melamban, sehingga tak simetris dengan aktifitas mata sebelah kanan. Di sini saya mulai pusing kalau berkedip, karena tak serentaknya kelopak mata ketika menutup.

Selanjutnya beralih ke hidung , pipi dan alis. Semua mulai berkurang fungsinya. Hidung hanya bisa diangkat sebelah kanan, sedang lubang kiri tetap diam. Seolah ototnya tak ikut tertarik. Alis pun demikian, tak bisa dinaik-turunkan seperti biasa. Kemudian bibir. Saya hanya bisa senyum sebelah yaitu menarik ujung bibir sebelah kanan, sedang yang kiri tetap diam. Di sinilah saya mulai merasa tak nyaman.

Pasca melahirkan, pasti banyak sanak saudara yang datang menjenguk. Karena itulah saya mulai panik. Bibir saya hanya bisa ditarik sebelah, sehingga terkesan angkuh ketika senyum dan menurut saya itu sangat tak sopan jika terlihat oleh orang-orang yang datang berkunjung. Saya seolah tak senang. Jadi saya putuskan untuk pergi berobat.

Pengobatan pertama, saya dan suami mencari tahu penyebab terjadinya bels palsy dari internet. Banyak kemungkinan yang membuat saya pasrah kalau-kalau penyakit ini akan tetap bersarang di wajah saya. Kepanikan menjalar ke keluarga di rumah maupun keluarga saya di Cirebon.

Akhirnya ibu mertua mengantar saya berobat ke dokter akupuntur yang memakan biaya hingga 300ribuan itu, pada sekali pengobatan. Dan dokter itu menyarankan saya melewati 5-10 kali pengobatan. Wewww!!! Kebayang mahalnya bukan main -,-  Pasca akupuntur, saya belum mendapati perubahan secara signifikan dalam wajah. Semuanya tampak biasa-biasa saja. Barangkali butuh proses yang lama, sesuai yang dikatakan oleh dokter tersebut.

Malam harinya, beberapa kerabat suami menganjurkan saya pijat saraf. Kami pun diantar ke sebuah rumah pijat. Di sana ada seorang lelaki tua tapi masih tampak kuat dan bersemangat. Ia adalah abah R. Beliau memijat saya dari kepala sampai pundak. Bagian kepala dan wajah terasa diremas-remas dan terguncang heboh ketika dipijat. Saya merasa geli dan ingin tertawa ketika kepala saya seperti oleng ke sana ke mari menerima pijatan-pijatan fantastik dari si abah. Tapi itu semua terasa nikmat. Saya merasa lebih segar pasca pemijatan.

Sebelum beranjak pulang, abah R memberi saya tiga galon kecil berisi kangen water dan cairan yang disemprotkan. Katanya, saya harus minum sebanyak satu gelas tiap pagi, siang, sore dan malam. Lalu semprotkan cairan itu ke belakang telinga yang terasa ada sebuah benjolan kecil. Pijat-pijat bagian itu tiga jam sekali.

Baru sekali pemijatan ke abah R. Saya dan keluarga merasa puas dan yakin kalau penyakit ini bisa sembuh. Abah R sangat mahir memijat. Beliau sangat hafal tiap-tiap saraf yang terasa sakit di kepala saya. Beliau pijat dengan tenang sambil sesekali memberi ceramah tentang saraf-saraf dalam tubuh. Suami saya ada di sana ketika saya dipijat. Dia tak hentinya bertanya tentang proses pemijatan yang membuat abah R tambah bersemangat mengguncang isi kepala saya hingga segar kembali.

Yang saya yakini dari pemijatan itu adalah, abah R mampu menyebutkan penyebab penyebab terjadinya penyakit itu. Jadi, semua itu bersumber dari maagh yang sudah lama saya derita. Kemudian lari ke kepala, jadilah migran di kepala bagian kiri. Di sinilah saya sangat yakin. Saya memang mengalaminya selama masa kehamilan tua. Migran membuat saya susah tidur karena menahan rasa sakit yang tak kunjung reda. Berikutnya beliau menceritakan tentang kipas angin, ac, atau angin malam yang tak baik untuk tubuh. Semua itu bisa jadi penyebab penyakit yang baru kali pertama saya alami ini. Kalau menyoal angin, saya dan suami sudah mengetahuinya dari internet dan dokter akupuntur pun sudah menjelaskan detail tentang itu (persis seperti info yang saya dapat dari gugel).

Akhirnya saya pun kembali ke rumah dengan wajah sumringah. Seminggu kemudian setelah melakukan pemijatan rutin secara mandiri dan minum air yang dibeli dari rumah pijat itu, akhirnya sedikit demi sedikit bibir kiri saya bisa ditarik. Malam berikutnya saya kembali pijat ke abah R. Kali ini bagian pundak dan lengan sebelah kiri. Terasa tegang awalnya, namun lentur kembali setelah dipijat. Dan tangan kiri saya seolah tak ada beban.

Dua minggu berlalu dan seluruh indra bagian kiri wajah saya mulai pulih. Saya bisa mengangkat alis dengan serempak. Hidung pun terangkat dua-duanya. Bibir tertarik ke ujung masing-masing, sehingga saya bisa tersenyum normal kembali. Mata saya bisa berkedip dengan serempak, terutama ketika mandi, saya sudah tak perlu menutup mata sebelah kiri dengan tangan saya, karena sekarang kelopak mata saya sudah bisa menutup dengan sendirinya. Sempat resah karena ketika bels palsy, mata sebelah kiri tak bisa mengedip secara spontan ketika air mengalir dari ujung kepala saya (red:sewaktu mandi). Akibatnya mata saya menjadi perih dan merah tiap usai mandi karena kelopak mata tak berfungsi normal.

Itu sedikit cerita kondisi saya pasca melahirkan. Sebenarnya di sini sangat banyak yang ingin saya ceritakan, terutama menyoal anak-anak. Banyak yang ingin saya ceritakan tentang syahla dan adik barunya ketika terlahir ke dunia.

Betapa hebatnya seorang wanita dan mulianya ia ketika berjuang mempertahankan nyawa dalam perutnya, hingga si jabang bayi benar-benar terlahir ke dunia. Ini yang disebut surga ada di telapak kaki ibu. Memang benar, perjuangan seorang ibu tak dapat dibalas dengan bayaran uang. Hanya doadoa dan kebahagiaan yang perlu dilestarikan untuknya. Selalu ingin melihat ibu tersenyum tanpa beban, mendengar semua nasihat baiknya dengan seksama tanpa membantah, semuanya demi kebahagiaan ibu. ❤❤❤

Cerita seputar perjuangan seorang ibu ketika melahirkan dan "how to be a good mother of two" (yang berkaca dari pengalaman hidup saya), akan ditulis dalam catatan lain setelah ini. Tunggu saja ya. Segera meluncur! [] 😊😊😊