Sabtu, 13 September 2014

Musik Pengiring Ketika Menulis

Sedari dulu sudah menggemari musik-musik instrumen film Full House.
Beberapa di antaranya :

Paradiso

 시 (Instrumental)

Too Late

Amazing Love

Selain itu, musik-musik di bawah ini juga berpengaruh loh (bagi saya). Terutama tulisan yang isinya seputar kenangan, kesedihan, masa silam, dan atau sejenisnya. Semacam metode sugesti-imajinasi jika dikaitkan dengan penelitian atau pembelajaran, sih. Ini hanya beberapa dari koleksi musik yang saya sukai. Sebetulnya masih banyak lagi musik-musik favorit untuk menulis. Sekadar berbagi, ya.. hanya beberapalah. Check it!

Stuff We Did

Historia De Un Amor

Kojo no tsuki

And then, masih banyak lagi.
Musikalisasi puisi misalnya? santapan wajib dong!
Karya-karya (puisi) eyang Sapardi Djoko Damono yang sudah banyak dimusikalisasi oleh para apresiator di dunia ini. Di antaranya:

Hatiku Selembar Daun - SDD

Hujan Bulan Juni

Aku Ingin  atau Aku Ingin (versi rekaman)

dan satu lagi yang terfavorit, tapi belum nemu di youtube. Judulnya "Di Restoran".
Kapan-kapan saya unggah ke soundcloud deh.

Setelahnya, saya akan gelisah karena suatu hal yang entah apa. Duet antara pikiran dan hati yang saling meronta, meminta untuk segera diluapkan. What it is? entahlah. Sesuatu yang mengganjal ~ sebuah kegelisahan pada akhirnya muncul tiba-tiba. Maka, “menulislah!”

Setiap orang memiliki perbedaan dalam menyulut ketertarikan serta kemampuannya terhadap menulis. Saya? gelisah dulu, baru menulis. Kegelisahan tidak hanya ditunggu kehadirannya. Kita juga bisa menciptakan kegelisahan itu sendiri. Caranya? cuma masing-masing dari kita yang tahu. Misal membaca, membuka-buka file lama (masa lalu), mendengarkan musik-musik mellow, nonton film drama-romantik, dan lain sebagainya. Ini hanya sebagian dari cara untuk mencipta kegelisahan. Pada akhirnya kitalah yang menjemputnya sendiri, berangkat dengan kendaraan apapun itu.

So… kapanpun kita bisa menulis dong meskipun tidak sedang gelisah?
Memang benar! Menulis itu gampang dan bisa dilakukan kapan saja.
Tapi... tulisan yang seperti apa dulu hasilnya?
Berkualitaskah? Nah! :)

*renungkan! ^_^

Selasa, 09 September 2014

*Favorite Quotes in Perahu Kertas Movie*




 “Gimana kita bisa terus jalan kalau tempat kita berpijak aja beda.”
“Kenangan itu cuma hantu di sudut pikir. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.”
 “Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya.”
“Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh.”
“Ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat. Bahwa ada saatnya kita tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling. dan tersenyum.”
“Nyerah sama realistis itu beda tipis..”
“Apa yang orang bilang realistis, belum tentu sama apa yang kita pikirkan. ujung ujungnya kita juga tau kok, mana yang diri kita sebenarnya, mana yang bukan diri kita. Dan…kita juga tau apa yang kita pengen jalani.”
 “Tidak akan ada masa depan bila tidak ada masa lalu. Pengkhianat terbesar adalah harapan kosong. Kenyataan terpahit adalah kenyataan yang tak setinggi harapan itu.”
 “Karena bersamamu, aku tidak takut lagi jadi pemimpi.”
“Dalam hidup, kita harus memilih antara Mimpi dan Realita.”
there’s time where we need to survive and there’s time where we must surrender.”
 
 
 
(catatan : tulisan ini dari blog tetangga, namanya sama-sama Intan ^_^  ini sumbernya >> http://intansearth.blogspot.com/2012/10/perahu-kertas-movie_14.html )

Sabtu, 06 September 2014

finally....

Akhirnya kami melepasmu dengan segera,
setelah dua tahun terakhir kau menjadi benalu dalam hidup kami.
Akhirnya kami rela membiarkanmu terlunta-lunta menghadapi hidup yang rumit ini.

Terima kasih sudah menjadi bagian dari masa lalu kami.

Ya. Hidup di dunia begitu singkat.
Pergunakan waktumu tanpa kami, mulai sekarang.