Senin, 04 Juni 2012

Ntan's Performance (my youtube)

https://www.youtube.com/watch?v=t4KRn64NbDY&feature=BFa&list=ULHIsKhkfLSDc

https://www.youtube.com/watch?v=WAn4G0YN7rI&feature=channel&list=UL

https://www.youtube.com/watch?v=HIsKhkfLSDc&feature=BFa&list=ULWAn4G0YN7rI

https://www.youtube.com/watch?v=6FteON4EWy4&feature=BFa&list=ULWAn4G0YN7rI

Surat Untuk Ayah di Surga


Selamat malam Ayah, apa kabarmu di sana?
Semoga setelah resmi menetap di sana sejak 14 februari yang lalu, penyakitmu sudah disembuhkan oleh-Nya ya Yah. Amiiin J

Heeem,
Ayah bolehkah aku bercerita padamu?
Ya, tentang siapa lagi jika bukan tentangnya?

Ayah, sudah hampir setahun kami menjalin hubungan spesial.
Ia berasal dari keluarga yang agamis.
Aku cukup sulit menyesuaikan diri dengan mereka.
Padahal dulu ayah pernah memasukkan aku ke dalam madrasah dan cukup banyak prestasi di bidang agama yang kuperoleh di madrasah tersebut.
Bahkan tak jarang pula aku memperlihatkan buku rapotku yang kau tanda tangani dengan rasa bangga.

Yah, apakah aku masih belum terlihat sholehah?
Iya. Aku tahu dulu ayah pernah menegurku ketika aku bangun kesiangan dan hampir melalaikan ibadah salat subuhku.
Aku ingat itu.
Tapi Yah, itu bukan tolak ukur keimanankukan?
Semua ini semakin menekan batinku.

Di mata ayah dan ibu, mungkin ketaatan agamaku sudah cukup baik.
Tapi sepertinya berbeda di mata mereka, Yah.
Aku bukanlah jebolan pesantren ataupun persatuan-persatuan Islam yang ada di negeri ini.
Aku hanya lulusan sekolah umum milik pemerintah yang hanya mempelajari ilmu pengetahuan secara umum dan tidak terlalu membeberkan masalah keagamaan hingga sedetail mungkin.

Yah, aku boleh minder tidak?
Bukan, bukan karena aku baru memantapkan diri untuk memakai kerudung.
Tapi karena wanita-wanita yang pernah singgah di hati priaku saat ini.
Mereka semua berasal dari keluarga yang agamis, luar biasa kentalnya.
Bahkan menurutku, jika ada acara tv yang menyelenggarakan pemilihan menantu terbaik di keluarga priaku, mungkin aku adalah peserta yang akan tereliminasi paling pertama. Huuuh…L

Ayah, kadang aku memiliki keinginan untuk cepat-cepat tinggal bersamamu.
Di sana mungkin aku tak akan kebingungan untuk menyesuaikan diri atau bahkan mengubah penampilan yang sebenarnya masih menjadi topeng dari dalam diriku ini.
Aku ingin tetap menjadi diriku  yang apa adanya Yah, tapi sulit.
Aku selalu dibayang-bayangi rupa wanita-wanita itu.
Aku sedih Yah.
Andaaaaai saja mereka tahu bahwa dulu aku juga tak kalah religinya dengan mereka.

Ayah tahukan aku dulu mendapatkan juara umum di pengajian Al-Falah?
Iya, aku mendapat penghargaan untuk langsung bergabung di kelas senior yang isinya adalah kakak-kakak tingkatku, bukan sebayaku.
Padahal seharusnyakan aku masih duduk di kelas junior. Tapi mungkin karena prestasi yang agak membanggakan maka pihak ustad maupun ustadzah mengangkatku ke kelas senior, dan alhamulillah aku malah berhasil meraih rangking pertama di kelas itu.
Iya Ayah, itu karena aku sangat menikmati pelajaran-pelajaran di kelas senior itu.
Mulai dari pelajaran Aqidah Ahlak, Ilmu Fiqih, Ilmu Tajwid, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), Bahasa Arab, bahkan sampai Bahasa Inggrisnya juga.
Ya, aku begitu menikmatinya karena semua itu tak banyak kudapatkan dari sekolah umum milik pemerintah yang ayah sekolahkan (SD, SMP, SMA).

Naaah, ayah juga ingatkan bahwa aku  mendapat rangking kedua Qiro (membaca Al-Quran) tingkat Umum? Sehingga aku dinobatkan menjadi juara umum di pengajian tersebut?
Eem… Dan satu lagi, aku selalu memenangkan lomba cerdas cermat yang diadakan pengajian itu seusai kuliah shubuh pada bulan Ramadhan.
Iyaaaa Ayah, aku juga ingat bahwa aku pernah bergabung dengan tim Qasidah di sana, dan dengan bangganya ayah maupun ibu pernah ikut menonton penampilanku menjadi vokalis di grup Qasidah itukan? Hehe..(^.^)
Iya ayah, Qasidah yang itu, yang sering kubeli kaset CDnya bersama ibu di pasar.
Ya benar, Qasidah-qasidah yang jika tidak salah di antaranya berjudul Jilbab Putih, Mataharinya Dunia, Kota Santri, Dunia Fanna, dan lain-lain.
Tentu saja aku masih mengingatnya Yah, dan aku senang sekali jika membayangkan hal itu lagi. Hahaha. Engkau dan ibupun demikian kan Yah? ;’)
… (‘v’)
… 
… (‘o’)
… (‘.’)
… (-.-)
Tapi,
.. tapi sekarang, Yah.
Sekarang aku terlampau jauh kasta imannya dibandingkan dengan keluarga priaku itu atau bahkan wanita-wanita yang sangat akhwat itu.
Aku sangat minder Yah, aku tidak kuat lagi menghadapi semua ini.
Jika bukan karena rasa sayang dan cinta yang begitu besar pada priaku yang sudah banyak memotivasi dan mengubah penampilanku menjadi lebih baik ini, mungkin aku sudah mengundurkan diri sebelum seleksi alam itu terjadi.
Mungkin aku juga sudah musnah menjadi bulan-bulanan mereka yang jaraknya lebih maju, bahkan sangat jauh di depanku.

Iya, Ayah.
Wanita-wanita itu..

Mereka hanya tinggal berjalan dengan santai menuju gerbang rumah priaku.
Sementara aku?
Aku masih harus jatuh bangun lebih dulu demi mencapai prinsip keluarga itu. L

Haaaaah…

Ayah, aku sangat lelah.
Di saat jiwaku serapuh ini, aku jadi sangat merindukanmu.
Merindukan saat-saat bersama dengan ibu di ruang tamu, menceritakan peristiwa dan pengalaman-pengalaman baruku, bernyanyi dan menari-nari di depan tv, atau sekedar berbagi cerita mengenai masa mudamu bersama ibu.

Pokoknya aku sayang Ayah dan Ibu..! (^.^)

Doakan anakmu ini ya, Yah.
Aku sedang rapuh…
Sangat rapuh… (‘o’)

(-.-)
(.’’) (‘’.)

Sudah dulu ya Yah.
Aku harus istirahat, begitupun dengan Ayah kan?
Jaga diri Ayah baik-baik di sana ya.
Jangan lupa makan dan istirahat secukupnya.
Salam hangatku untuk-Nya yang selalu setia menemaniku sejak aku kecil hingga sedewasa ini.
Kinipun DIA sudah rela menjelma dirimu bagiku untuk sementara waktu.
Selama nafasku masih berhembus di dunia ini,
juga selama engkau masih menghitung laba dan rugi segala sesuatunya di tempatmu yang baru itu.

Aku cinta kalian semua.
<3 ayah dan ibu  <3

Salam rinduku yang terdalam.
-      bungsumu : Permata Tanah Air J